Dalam dunia penjualan genset industri, banyak yang berasumsi bahwa klien lama pasti lebih mudah ditangani daripada klien baru. Mereka dianggap sudah paham sistem, tahu merek, bahkan tinggal pesan saja. Tapi apakah kenyataannya memang sesederhana itu?
Bagi Interjaya Genset, yang menangani klien dari berbagai sektor industri, pengalaman di lapangan justru menunjukkan bahwa relasi dan pendekatan awal lebih menentukan pola pembelian—bukan soal baru atau lamanya klien mengenal perusahaan.
Kebutuhan Proyek Lebih Menentukan daripada Status “Baru” atau “Lama”
Menariknya, tim Interjaya menemukan bahwa klien lama sekalipun, jika datang dengan proyek atau kebutuhan baru, tetap menunjukkan perilaku yang hampir sama seperti klien baru. Mereka tetap meminta penawaran baru, harga terbaru, dan spesifikasi teknis dari nol.
“Klien lama tetap minta data seperti pertama kali. Karena setiap proyek punya kebutuhan berbeda, kita perlakukan mereka sama seperti klien baru,” jelas tim Interjaya.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam bisnis genset, konteks permintaan jauh lebih penting daripada status relasi. Setiap pembelian adalah keputusan baru, dengan pertimbangan baru.
Maka dari itu, pendekatan terhadap klien dalam pembelian genset tidak bisa disamaratakan hanya dari status lama atau baru. Yang membedakan justru ada pada detail interaksinya di awal, termasuk jenis pertanyaan yang mereka ajukan.
Pertanyaan Awal dari Klien Baru: Umumnya Bukan Soal Sistem
Bagi klien baru, terutama dari perusahaan atau instansi yang belum pernah membeli genset—pertanyaan awal biasanya seputar hal mendasar seperti:
- Interjaya jual merek apa saja?
- Kapasitas genset yang tersedia?
- Lokasi cabang terdekat?
Sementara pertanyaan teknis seperti sistem ATS otomatis, instalasi exhaust, atau kebutuhan grounding biasanya baru muncul ketika proyek sudah berjalan. Kecuali klien tersebut memang sudah lebih berpengalaman atau mendapat arahan teknis sebelumnya.
Kalau klien baru umumnya datang dengan banyak pertanyaan dasar, bagaimana dengan klien langganan? Apakah mereka sudah lebih siap atau justru masih butuh panduan?
Klien Langganan Pun Tidak Selalu Datang dengan Jawaban Siap
Di sisi lain, tidak semua klien tetap atau langganan datang dengan rencana yang sudah matang. Meskipun mereka lebih terbiasa dengan sistem dan prosedur pembelian, banyak dari mereka tetap datang dengan pertanyaan serupa.
Namun, bedanya terletak pada tingkat kesiapan dan koordinasi. Klien langganan umumnya sudah punya rencana yang lebih jelas—dan tim Interjaya tinggal menyempurnakan detail teknis serta penyesuaian kapasitas daya yang dibutuhkan.
Melihat pola yang serupa dari dua jenis klien ini, tim Interjaya pun menyesuaikan cara kerja mereka. Bukan dengan membedakan perlakuan, tetapi dengan menjaga fleksibilitas agar semua klien merasa terlayani optimal.
Pendekatan Tim Interjaya: Sama untuk Semua, Tapi Siap Fleksibel
Karena pola permintaan yang serupa antara klien baru dan lama, Interjaya memilih untuk menerapkan pendekatan yang konsisten namun fleksibel. Tim tidak membedakan perlakuan berdasarkan status klien, melainkan berdasarkan kebutuhan proyek.
“Kita perlakukan semua klien dengan pendekatan yang sama, baik baru maupun lama, karena keduanya datang membawa tantangan baru,” jelas tim Interjaya.
Namun di balik itu, tentu ada penyesuaian taktis seperti:
- Klien baru lebih difokuskan ke edukasi teknis dasar
- Klien lama dibantu dalam efisiensi proses dan pemenuhan spesifikasi lanjutan
Dalam praktiknya, pendekatan ini membuahkan hasil. Beberapa klien yang awalnya datang penuh keraguan justru berbalik menjadi pelanggan tetap. Salah satunya bahkan datang dengan cerita menarik.
Ketika Pelayanan Membentuk Kepercayaan Baru
Salah satu kisah menarik datang dari klien yang awalnya kecewa karena pengalaman buruk dengan distributor lain. Mereka datang ke Interjaya dalam kondisi ragu-ragu, bahkan tidak sempat mengecek barang terlebih dahulu.
Namun karena kantor Interjaya terlihat lengkap, bersih, dan pelayanan tim salesnya humanis, klien tersebut memutuskan untuk mencoba—dan akhirnya menjadi pelanggan tetap.
Cerita seperti ini menunjukkan bahwa kepercayaan klien sering dibangun dari interaksi pertama yang sederhana namun tulus. Dan ketika mereka merasa didampingi dengan baik, loyalitas pun terbentuk secara alami.
Gaya Follow-Up Disesuaikan dengan Produk, Bukan Status Klien
Dari sisi internal, Interjaya memang memiliki dua lini utama: produk genset dan sistem transmisi. Masing-masing punya karakteristik siklus penjualan berbeda, sehingga cara follow-up juga disesuaikan.
- Produk transmisi membutuhkan komunikasi rutin karena volume dan perputaran lebih cepat
- Genset cenderung jangka panjang, jadi pendekatan follow-up bisa dilakukan secara periodik, misalnya setiap 6 bulan, tergantung kebutuhan proyek
Hal ini menegaskan bahwa strategi penjualan lebih dipengaruhi oleh karakter produk dan kebutuhan aktual, bukan status klien.
Kesimpulan: Tidak Penting Klien Baru atau Lama—Yang Penting, Relevansi Kebutuhannya
Dalam pengalaman Interjaya, pendekatan terhadap klien tidak ditentukan oleh seberapa sering mereka membeli, tapi seberapa spesifik dan akurat mereka memahami kebutuhannya.
Klien lama bisa datang seperti baru, dan klien baru bisa jadi pelanggan tetap—semuanya bergantung pada bagaimana tim merespons dengan solusi yang relevan, responsif, dan profesional.
Ingin Beli Genset Tapi Bingung Mulai dari Mana?
Tim Interjaya Genset siap bantu Anda dari tahap perencanaan hingga eksekusi—baik Anda baru pertama kali membeli genset, atau sudah punya pengalaman sebelumnya.
Hubungi kami sekarang dan temukan solusi genset terbaik sesuai kebutuhan proyek Anda.
Alamat: Branch Office
Hotline:
+6231 9985 0000
+6221 2900 6565
+6281288889052